Tangerang Selatan, IDN Times - Warga Kelurahan Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) yang terdampak proyek Tol Serpong-Balaraja milik PT. Bumi Serbaraja, yang merupakan anak perusahaan PT Bumi Serpong Damai (BSD), menggelar aksi protes.
Mereka protes lantaran menilai harga ganti rugi lahan milik mereka yang ditawarkan oleh PT BSD, sebagai pihak pembebas lahan, tidak adil dan jauh dari kata layak.
Berdasarkan informasi yang diterima, pada 2012 lalu, PT Bumi Serpong Damai (BSD) melakukan pembebasan lahan warga Cilenggang 2, Serpong, Tangsel untuk pembangunan proyek jalan tol Serpong, Tangerang Selatan hingga Balaraja, Kabupaten Tangerang.
Tapi, dalam proses pembebasan lahan warga yang sudah mendapat Surat Keputusan (SK) dari Kementerian, warga Cilenggang 2 dan sekitarnya tidak mendapatkan keadilan pada proses pembebasan lahan.
Warga pun melayangkan protes dengan membentangkan puluhan spanduk yang isinya menuntut agar PT BSD berlaku adil.
"Intinya kami merelakan yang diinginkan oleh pengembang, dengan catatan melalui musyawarah untuk mufakat. Supaya nilai Pancasila muncul, kami tidak menghalangi, siapa pun yang membangun silakan. Lihat lingkungan kami, strategis," ujar seorang warga, Maman, Senin (26/8).
"Maka itu harus sesuai, pindah keluar dari sini bisa beli di tempat lain yang baik, itu saja tuntutannya tidak banyak, tidak harus diputar sana sini," lanjut Maman.
Menurut Maman, angka yang ditawarkan PT BSD sangat jauh di bawah harga pasaran. Juga tanpa alasan tertentu, pengembang mematok harga berbeda setiap rumah yang nantinya akan terkena dampak pembangunan tol.
"Tidak adil, kok harga terlalu jauh dari nilai jual pasaran, janji Asda (asisten daerah) 3 Provinsi (Banten), Asda Tangsel harus ganti untung. Tapi harganya berbeda dari yang ditawarkan. Juga, misalnya rumah saya sama rumah tetangga depan kenapa kok berbeda. Nilainya di bawah standar. Intinya warga kena dampak tidak menolak, tapi nilai kemanusiaan yang harus diangkat," jelas Maman.