Gunung Anak Krakatau Erupsi Pagi Ini dan Semburkan Abu Vulkanik

Cilegon, IDN Times - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi, Sabtu (26/10) pagi.
Melalui CCTV milik Badan Geologi Kementerian ESDM, teramati intensitas kolom abu tipis dan tebal setinggi 200 meter terlihat muncul dari kawah.
1. Erupsi mencapai 357 Mdpl

Informasi yang dihimpun, alat pengukur dan pencatat gempa (seismograf) milik PVMBG pada 25 Oktober 2019 mencatat, gunung yang berada di Selat Sunda ini mengalami 1 kali letusan, 1 kali gempa embusan tremor menerus dengan amplitudo 1 sampai 40 milimeter, yang didominasi amplitudo 10 milimeter.
Berdasarkan data PVMBG, semburan erupsi sempat mencapai ketinggian 200 meter atau 357 meter di atas permukaan laut (Mdpl), peristiwa itu terekam oleh alat pemantau gunung api dengan amplitudo maksimum 20 milimeter dengan durasi 47 detik.
2. Erupsi Anak Krakatau semburkan abu vulkanik setinggi 200 meter

Tak hanya PVMBG, Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) juga mencatat erupsi yang terjadi pada Sabtu, (26/10), pukul 10.10 WIB.
Dalam laporan Badan Geologi ESDM itu disebutkan tinggi kolom abu tidak teramati dalam peristiwa erupsi ini. Namun visual CCTV yang dipasang di sekitar gunung memperlihatkan abu vulkanik akibat letusan teramati berwarna kelabu-hitam tebal dengan ketinggian 200 meter dari dasar kawah.
"Telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, Lampung, pada tanggal 12 Oktober 2019 pukul 10.10 WIB, namun tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 42 mm dan durasi ± 2 menit 47 detik," tulis laporan Badan Geologi.
3. Badan Geologi ESDM sebut gempa dan erupsi terjadi hingga 16 kali

Laporan lain pada situs resminya menyebutkan erupsi tersebut disertai gempa vulkanik hingga dangkal. Total ada 16 kali gempa yang terjadi bersama dengan erupsi.
Menurut catatannya, tiga kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 38-42 milimeter dan lama gempa 36-167 detik; 9 kali gempa embusan dengan amplitudo 5-20 milimeter, dan lama gempa 15-72 detik; 1 kali gempa low frequency dengan amplitudo 12 mm, dan lama gempa 15 detik; dan 1 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 6 milimeter, dan lama gempa 7 detik.
"Satu kali gempa harmonik dengan amplitudo 5 milimeter, dan lama gempa 131 detik. Satu kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 1-37 milimeter, dominan 1 milimeter," tulis laporan tersebut dalam situs magma.vsi.esdm.go.id.
Atas kejadian ini masyarakat atau wisatawan dihimbau tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 Kilometer dari kawah.